Selasa, 10 Desember 2013
For My Beloved
Ketika jarak tak dapat membawaku dalam genggamanmu, kita hanya bisa
saling mengucap rindu dalam setiap sendu, terkadang kita tak lagi mampu
menahan hujan dipelupuk itu turun melewati lembah pipi yang akhir jatuh
diujung jurang dagu. Tapi kita hanya bisa saling menguatkan, saling
menghibur diri dengan jarak yang akan segera berakhir. Memang cinta kita
berbatas pada sinyal. Tanpa mereka mungkin kita tidak akan sekuat ini
menahan jarak yang semakin membelenggu hati kita, memaksa kita semakin
melawan hati, dan emosi yang membuat kita jenuh. Jenuh dengan jarak yang
saat ini belum bisa kita lenyapkan. Selama hujan masih diikuti oleh
mentari, percayalah sayang pelangi masih menunggu untuk melengkungkan
senyumnya saat kita bisa benar-benar berhasil merobohkan dinding beda
diantara kita. Aku masih setia dalam jarak ini sayang, aku harap kamu
juga masih menyimpan kepercayaan itu. Sebisa kita menyimpan rapi hati
dengan satu nama yang sama. Kotak dengan tali kesetiaan yang dihiasi
dengan manik kecemburuan yang manis serta dibungkus oleh kepercayaan
yang isinya adalah hati kita yang selalu tertuju pasa satu hati, satu
nama, satu orang namun masih dipisahkan tuhan karna kita belum mampu
melewati ujian akhir kehidupan. Kotak itu tak akan rusak meski
dibanting, diremehkan dan diabaikan sekalipun. Walaupun terkadang tali
itu merenggang, kita akan selalu kembalikan itu seperti semula. Hati ini
masih tertuju pada satu nama. Masih berpaut pada satu rasa. Masih
enggan beranjak dari perihnya merindu. Hujanmu hujanku juga, sakitmu
sakitku juga, ragumu masih raguku juga. Sayang, buktikan kepada mereka
yang meremehkan kita. Yang mencibir kita tak cukup kuat untuk menahan
semua gundah merindu kita. Bully-an mereka kita jadikan suplemen
penguat kita dalam menghadapi jarak yang masih menghadang ya sayang,
dengarkan dan anggap mereka sedang menyemangati kita agar kita mampu
menembus semua luka yang melebur jadi satu yang berujung pada
kebahagiaan sejati. Selagi kita masih pantas saling memperjuangkan, maka
janganlah kita berhenti untuk berusaha menjangkau pertemuan kita.
Pertemuan yang menjadi target utama pencapain mimpi tertunda kita
sayang. Dimana tatapan mata kita, genggaman hangat, dan dekapan yang
nyaman kita tak lagi berbatas pada teknologi, dan aplikasi yang mereka
hanya bisa memeluk dalam kata-kata, yang bisa menggenggam dalam untaian
doa, yang hanya mendekap dalam rindu yang bergolak mencabik hati, hingga
hampir mati rasa. Aku ingin kita saling membanggakan saat kita
sama-sama mendapat hasil terbaik dari ujian kehidupan kita, saat kita
sudah bosan berpelukan dalam kata-kata.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar