semakin diriku mencoba menghapus bayangmu
ketika itu pula bayangmu semakin mendekat
semua kenangan makin menenggelamkanku dalam masalalu
habis nafas tak mampu keluar dari belenggu
memori yang kuharap dapat kukenang
kini membuat luka baru setiap ku mengingatnya
seolah setiap orang seperti sosok perempuan itu
sesak tak munafik
ya sekarang aku mengerti
semua memang sempurna darimu
kau yang tak bisa menerimaku ada apanya diriku
kau yng bermain dengan api
dan aku yang terkena percikan api itu
tapi kau malah menyesali kayu yang sudah menjadi api itu
dan kau sama sekali tidak menoleh lukaku
aku tak menyesali
setiap kejadian dalam hidupku tidak ada yang kebetulan terjadi
aku yakin, tuhan menyayangi kita
dan melihat bagaimana kita saling berbagi kasih
serta masih mencoba kita dengan ujian jarak
kita hampir menyelesaikan
tapi kau menyelesaikannya dengan paksa.
Selasa, 28 Oktober 2014
Senin, 27 Oktober 2014
Fucking Feeling.
siapa yang patut disalahkan dalam perpisahan ini?
aku? kamu? dia? jarak?
hal yang paling menusuk hati tembus hingga ke jiwa. adalah ketika alasanmu mencintaiku hanya karna kau takut akan si karma.
bahkan ketika aku mengucapkan kata perpisahan kamu tidak menolak. bahkan kamu semakin menguatkan alasan kita untuk berpisah.
aku sekarang sadar, kenapa kamu sama sekali tidak pernah mengenalkan akan keberadaaku dengan duniamu, karna alasanmu hanya karma. bahkan kau selalu membanggakan dia. dan kamu tidak ada rasa memiliki diriku.
terlebih dari itu, ketika kamu melarangku hanya untuk fangirling. aku kira sikapmu menandakan kamupun sama tidak akan dekat atau menyukai perempuan lain. tapi apa, saat aku sudah meninggalkan itu semua, maka selama itulah sebenarnya kamu mengasah pisau yang kau tusukkan dari belakang.
aku? kamu? dia? jarak?
hal yang paling menusuk hati tembus hingga ke jiwa. adalah ketika alasanmu mencintaiku hanya karna kau takut akan si karma.
bahkan ketika aku mengucapkan kata perpisahan kamu tidak menolak. bahkan kamu semakin menguatkan alasan kita untuk berpisah.
aku sekarang sadar, kenapa kamu sama sekali tidak pernah mengenalkan akan keberadaaku dengan duniamu, karna alasanmu hanya karma. bahkan kau selalu membanggakan dia. dan kamu tidak ada rasa memiliki diriku.
terlebih dari itu, ketika kamu melarangku hanya untuk fangirling. aku kira sikapmu menandakan kamupun sama tidak akan dekat atau menyukai perempuan lain. tapi apa, saat aku sudah meninggalkan itu semua, maka selama itulah sebenarnya kamu mengasah pisau yang kau tusukkan dari belakang.
Langganan:
Postingan (Atom)